Sekilas Psikologi Pendidikan dan Cara Mengajar yang
Efektif
(PSIKOLOGI
PENDIDIKAN)
¤ Adalah cabang ilmu psikologi yang fokus mempelajari tentang cara-cara pengajaran dan pembelajaran dalam dunia pendidikan, yang bertujuan untuk mendapatkan metode terbaik untuk diterapkan dalam dunia pendidikan tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi para peserta didik yang nantinya juga akan meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
¤ Ada 3 tokoh terkemuka perintis bidang psikologi pendidikan ini,yaitu :
1. William James
James memberikan serangkai kuliah dengan tema "Talks to Teachers".
Dalam kuliah ini ada beberapa hal yang jadi perhatian :
- James membahas tentang cara-cara untuk mendidik anak.
- Ia juga mengatakan bahwa eksperimen psikologi dilaboratorium juga sering tidak membantu dalam mencari metode yang efektif dalam mengajar anak.
- Ia memberikan sebuah cara untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu sengaja mengajar pada level yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak, tujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan anak.
2. John Dewey
Ia merupakan penggerak untuk mengaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Dia membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di Amerika Serikat, tepatnya di Chicago pada tahun 1894.
Ada beberapa ide penting dari John Dewey yaitu :
- Memandang anak sebagai pembelajar aktif (active leaner), maksudnya bahwa anak akan belajar lebih baik jika dalam keadaan aktif.
- Pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan serta memperkuat kemampuan adaptasi anak, maksudnya anak-anak jangan hanya diberikan pelajaran akademik saja namun juga harus diajari cara beradaptasi dengan dunia luar sekolah serta mampu memecahkan masalah.
- Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
3. E.L. Thorndike
- Ia memberi perhatian lebih pada penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah.
- Ia berpendapat bahwa salah satu tugas penting dari pendidikan sekolah adalah menanamkan keahlian penalaran pada anak.
- Ia mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan fokus pada pengukuran.
Setelah melalui masa-masa itu, lalu berlanjut ke :
¤ Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal
- Selain tokoh-tokoh diatas, pada tahun 1960-an ada pula dua tokoh Amerika keturunan Afrika yang berhasil menembus halangan dan diskriminasi rasial, yaitu Mamie dan Kenneth Clark yang melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika-Amerika.
- Pada tahun 1932, George Sanchez, seorang psikolog dari negara latin, melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan sehingga merugikan anak-anak etnis minoritas.
- Kaum wanita juga mendapatkan rintangan untuk mendapat pendidikan yang tinggi dan dalam hal pengakuan kontribusi mereka terhadap riset psikologis.
- Leta Hollingworth adalah seorang wanita, dan dia merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'gifted' untuk menyebut anak yang mendapat skor istimewa dalam tes kecerdasan.
¤ Perkembangan Lebih Lanjut dari Psikologi Pendidikan
- Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di pertengahan abad ke-20.
- Di Amerika, pada pertengahan abad ke-20, pandangan B.F. Skinner yang didasari oleh ide-ide Thorndike sangat mempengaruhi psikologi pendidikan.
- Skinner berpendapat bahwa proses mental adalah proses yang tidak dapat diamati, maka tidak dapat dijadikan subjek studi psikologi ilmiah.
- Psikologi Ilmiah adalah ilmu tentang perilaku yang dapat diamati dan ilmu tentang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku.
- Pada tahun 1950-an, Skinner mengembangkan konsep 'Programmed Learning (pembelajaran terprogram), yaitu setelah murid melalui serangkaian langkah, ia terus didorong (reinforced) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Namun, pendekatan behavioral dianggap tidak memedulikan banyak tujuan dan kebutuhan pendidik di kelas. Oleh karena itu pada tahun 1950-an, Benjamin Bloom menciptakan taksonomi keahlian kognitif yang mencakup peringatan, pemahaman, synthesizing, dan pengevaluasian, yang menurutnya harus dipakai dan dikembangkan oleh guru untuk membantu murid-muridnya.
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
¤ Mengajar merupakan hal yang kompleks dan murid-murid yang adapun sangat bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mencapai keefektifan mengajar dalam semua hal. Guru harus bisa menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Untuk mewujudkan hal itu, ada dua hal utama, yaitu :
1. Pengetahuan dan keahlian profesional, dan
2. Komitmen dan motivasi.
¤ Yang termasuk dalam hal pengetahuan dan keahlian profesional adalah :
1. Penguasaan materi pelajaran oleh guru.
2. Strategi pengajaran yang tepat.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional.
4. Keahlian guru dalam memanajemen kelas.
5. Keahlian guru dalam memotivasi murid.
6. Keahlian guru dalam berkomunikasi dengan murid.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yan berlainan.
8. Keahlian guru dalam memanfaatkan teknologi.
¤ Adalah cabang ilmu psikologi yang fokus mempelajari tentang cara-cara pengajaran dan pembelajaran dalam dunia pendidikan, yang bertujuan untuk mendapatkan metode terbaik untuk diterapkan dalam dunia pendidikan tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi para peserta didik yang nantinya juga akan meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri.
¤ Ada 3 tokoh terkemuka perintis bidang psikologi pendidikan ini,yaitu :
1. William James
James memberikan serangkai kuliah dengan tema "Talks to Teachers".
Dalam kuliah ini ada beberapa hal yang jadi perhatian :
- James membahas tentang cara-cara untuk mendidik anak.
- Ia juga mengatakan bahwa eksperimen psikologi dilaboratorium juga sering tidak membantu dalam mencari metode yang efektif dalam mengajar anak.
- Ia memberikan sebuah cara untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu sengaja mengajar pada level yang sedikit lebih tinggi diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak, tujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan anak.
2. John Dewey
Ia merupakan penggerak untuk mengaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Dia membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di Amerika Serikat, tepatnya di Chicago pada tahun 1894.
Ada beberapa ide penting dari John Dewey yaitu :
- Memandang anak sebagai pembelajar aktif (active leaner), maksudnya bahwa anak akan belajar lebih baik jika dalam keadaan aktif.
- Pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan serta memperkuat kemampuan adaptasi anak, maksudnya anak-anak jangan hanya diberikan pelajaran akademik saja namun juga harus diajari cara beradaptasi dengan dunia luar sekolah serta mampu memecahkan masalah.
- Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
3. E.L. Thorndike
- Ia memberi perhatian lebih pada penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah.
- Ia berpendapat bahwa salah satu tugas penting dari pendidikan sekolah adalah menanamkan keahlian penalaran pada anak.
- Ia mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan fokus pada pengukuran.
Setelah melalui masa-masa itu, lalu berlanjut ke :
¤ Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal
- Selain tokoh-tokoh diatas, pada tahun 1960-an ada pula dua tokoh Amerika keturunan Afrika yang berhasil menembus halangan dan diskriminasi rasial, yaitu Mamie dan Kenneth Clark yang melakukan riset tentang identitas dan konsep diri anak-anak Afrika-Amerika.
- Pada tahun 1932, George Sanchez, seorang psikolog dari negara latin, melakukan riset yang menunjukkan bahwa tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan sehingga merugikan anak-anak etnis minoritas.
- Kaum wanita juga mendapatkan rintangan untuk mendapat pendidikan yang tinggi dan dalam hal pengakuan kontribusi mereka terhadap riset psikologis.
- Leta Hollingworth adalah seorang wanita, dan dia merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'gifted' untuk menyebut anak yang mendapat skor istimewa dalam tes kecerdasan.
¤ Perkembangan Lebih Lanjut dari Psikologi Pendidikan
- Pendekatan Thorndike untuk studi pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi psikologi pendidikan di pertengahan abad ke-20.
- Di Amerika, pada pertengahan abad ke-20, pandangan B.F. Skinner yang didasari oleh ide-ide Thorndike sangat mempengaruhi psikologi pendidikan.
- Skinner berpendapat bahwa proses mental adalah proses yang tidak dapat diamati, maka tidak dapat dijadikan subjek studi psikologi ilmiah.
- Psikologi Ilmiah adalah ilmu tentang perilaku yang dapat diamati dan ilmu tentang kondisi-kondisi yang mengendalikan perilaku.
- Pada tahun 1950-an, Skinner mengembangkan konsep 'Programmed Learning (pembelajaran terprogram), yaitu setelah murid melalui serangkaian langkah, ia terus didorong (reinforced) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Namun, pendekatan behavioral dianggap tidak memedulikan banyak tujuan dan kebutuhan pendidik di kelas. Oleh karena itu pada tahun 1950-an, Benjamin Bloom menciptakan taksonomi keahlian kognitif yang mencakup peringatan, pemahaman, synthesizing, dan pengevaluasian, yang menurutnya harus dipakai dan dikembangkan oleh guru untuk membantu murid-muridnya.
CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
¤ Mengajar merupakan hal yang kompleks dan murid-murid yang adapun sangat bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mencapai keefektifan mengajar dalam semua hal. Guru harus bisa menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Untuk mewujudkan hal itu, ada dua hal utama, yaitu :
1. Pengetahuan dan keahlian profesional, dan
2. Komitmen dan motivasi.
¤ Yang termasuk dalam hal pengetahuan dan keahlian profesional adalah :
1. Penguasaan materi pelajaran oleh guru.
2. Strategi pengajaran yang tepat.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional.
4. Keahlian guru dalam memanajemen kelas.
5. Keahlian guru dalam memotivasi murid.
6. Keahlian guru dalam berkomunikasi dengan murid.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yan berlainan.
8. Keahlian guru dalam memanfaatkan teknologi.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Secara umum,
mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik. Namun
kenyataannya pengertian mengajar lebih dari itu. Mengajar tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan , tetapi juga melatih pola pikir anak-anak didik.
Secara
sederhana tujuan mengajar yakni menyampaikan ilmu pengetahuan dan melatih pola
pikir anak didik.
Lalu
bagaimana dengan belajar ??
Belajar
menurut kamus bahasa Indonesia merupakan usaha memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Ada banyak
pengertian belajar menurut para ahli namun salah satunya yakni R. Gagne
(djamarah, Syaiful Bahri, psikologi belajar ; Rineka cipta;1999) hal 22.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Pengertian
mengajar
Mengajar
adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Menurut
warni rasyidin mengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interksi
proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator, menyusun, dan mengatur
situasi belajar. Guru memiliki peran penting dalam menetukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan , oleh sebab itu guru harus memikirkan
dan membuat rencana guna meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajar.
Syarat-syarat
mengajar efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang mempu membawa siswa belajar efektif pula
dengan demikian syaratnya adalah sebagai berikut :
- Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
-
Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu
mengajar. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian siswa.
-
Motivasi. Hal ini sangat berperan untuk kemajuan
kemampuan anak didik.
-
Kurikulum yang baik dan seimbang. Yakni menyeimbangkan
dari segi kepribadian anak.
-
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing
anak memiliki perbedaan dalam berbagai segi misalnya bakat, tingkah laku, sikap
dll.
-
Membuat suatu perencanaan. Mempersiapkan diri dengan
materi pengajaran yang akan dibawakan.
-
Guru harus memiliki keberanian dalam menghadapi
muridnya . berkenaan dengan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar.
-
Menciptakan suasana yang demokratis dalam sekolah
dengan saling menghormati dan tenggang rasa.
-
Pengajaran remedial, di adakan bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa proses belajar
meliputi :
- Perubahan yang secara umum menetap (relatively permanent)
- Kemampuan bereaksi (response potentiality)
- Dapat diperkuat (Reinforced)
- Melalui praktek dan latihan (Practice)
ciri-ciri belajar adalah :
- Adanya kemampuan baru atau perubahan. Baik tingkah laku maupun pengetahuan
- Perubahan itu tidak berlangsung sesaat tapi menetap dan bertahan
- Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan dengan usaha
Faktor pendorong orang ingin
belajar :
1.
Adanya rasa ingin tahu
2.
Adanya keinginan untuk menguasai
IPTEK sebagai tuntutan zaman
3.
Kebutuhan yang harus dipenuhi
dari kebutuhan aktualisasi diri
4.
Melakukan penyempurnaan dari apa
yang telah diketahui
5.
Mampu bersosialisasi
6.
Mengembangkan potensi diri
7.
Mencapai cita-cita yang
diinginkan
8.
Mengisi waktu luang
Permasalahan dalam mengajar dan cara mengatasinya
• Persoalan pribadi siswa
• Kenakalan siswa dalam proses belajar mengajar melakukan pendekatan
personal. Untuk mengetahui latarbelakang siswa.
• Motivasi siswa untuk belajar yang rendah caranya dengan memberikan motivasi
setiap akan memasuki pelajaran diawal maupun di akhir selalu memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar dan belajar.
• Ketidak sukaan siswa terhadap guru pembimbingnya caranya dengan
menghadirkan pembelajaran yang ramah kepada pasa siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Faktor yang mempengaruhi
kesulitan belajar ada 2 macam, yaitu :
·
Faktor intern belajar
- - Kematangan
- - Kecerdasan
- - Motivasi
- - Minat
·
Faktor ekstern belajar
- - Lingkungan keluarga
- - Lingkungan masyarakat
- - Guru
- - Bentuk alat pelajaran
- - Kesempatan belajar
Cara mengatasi kesultan belajar
1. Observasi Kelas
Pada tahap ini observasi kelas
dapat membantu mengurangi kesulitan dalam tingkat pelajaran, misalnya memeriksa
keadaan secara fisik bagaimana kondisi kelas dalam kegiatan belajar, cukup
nyaman, segar, sehat dan hidup atau tidak. Kalau suasana kelas sangat nyaman,
tenang dan sehat, maka itu semua dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
semangat lagi.
2. Pemeriksaan Alat Indera
Dalam hal ini dapat difokuskan
pada tingkat kesehatan siswa khusus mengenai alat indera. Diupayakan minimal
dalam sebulan sekali pihak sekolah melakukan tes atau pemeriksaan kesehatan di
Puskesmas / Dokter, karena tingkat kesehatan yang baik dapat menunjang
pelajaran yang baik pula. Maka dari itu, betapa pentingnya alat indera tersebut
dapat menstimulasikan bahan pelajaran langsung ke diri individu.
3. Teknik Main Peran
Disini, seorang guru bisa berkunjung ke
rumah seorang murid. Di sana seorang guru dapat leluasa melihat, memperhatikan
murid berikut semua yang ada di sekitarnya. Di sini guru dapat langsung
melakukan wawancara dengan orang tuanya mengenai kepribadian anak, keluarga,
ekonomi, pekerjaan dan lain-lain. Selain itu juga, guru bisa melihat keadaan
rumah, kondisi dan situasinya dengan masyarakat secara langsung.
4. Tes Diagnostik Kecakapan/Tes IQ/Psikotes
Dalam hal ini seorang guru dapat mengetahui
sejauh mana IQ seseorang dapat dilihat dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan praktis dan sederhana. Dengan latihan psikotes dapat
diambil beberapa nilai kepribadian siswa secara praktis dari segi dasar, logika
dan privasi seseorang.
5. Menyusun Program Perbaikan
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi
pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator,
transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa
alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena
dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan
mudah didapat oleh para siswa.
Hendaklah semua itu disadari sepenuhnya oleh para
pengajar sehingga tidak ada lagi kendala dan hambatan yang dapat mempengaruhi
kegiatan belajar. Selain itu tingkat kedisiplinan yang diterapkan di suatu
sekolah dapat menunjang kebaikan dalam proses belajar. Disiplin dalam belajar
akan mampu memotivasi kegiatan belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar